Sinopsis |
Buku ini direvisi dan diterbitkan kembali dari edisi sebelumnya tahun 2018.
Hal ini mengindikasikan bahwa tema dan telaah buku ini relevan
dan aktual dengan pergumulan agama-agama dalam pergumulan
sosial kemanusiaan dan kebangsaan. Buku ini sangat menarik karena
memberi landasan biblis-teologis yang kuat. Hal ini penting supaya
percakapan tentang pluralisme tetap berpijak dan bertumpu pada
basis biblis yang solid. Hal ini sekaligus menegaskan pluralisme itu
merupakan teologis sekaligus biblis.
Tema pluralisme dalam kitab suci sebagai fokus buku ini tetap menjadi
tema parenial yang perlu terus disikapi secara akademik maupun
praksis. Kondisi masyarakat dunia pasca pandemic COVID 19 dan
era digital yang mewarnai sejarah kemanusiaan masa kini dan masa
depan membuat kita memerlukan pemikiran-pemikiran yang terbuka
dan progresif. Kitab suci senantiasa terbuka untuk penafsiran yang
relevan dengan konteks yang terus berubah. Konteks masyarakat
digital menambah aspek pluralisme yang kian rumit. Berbagai jenis
dan media komunikasi muncul secara masif. Keberadaan kecerdasan
buatan/Artificial Intelligence, teknologi robotic, Internet of thing (IoT0
dan sebagainya akan turut mewarnai diskursus pluralisme agama dan
pluralisme sosial.
Buku ini ditulis oleh seorang perempuan pendeta teolog yang cerdas
dan memiliki kapasitas dan kapabilitas yang tak diragukan. Sebagai
doktor teologi dengan kepakaran di bidang biblika Perjanjian Lama,
membuat alumni Hoseo University di Korea Selatan ini memberi
garansi tentang kualitas pemikiran dan visinya ke depan. |